Rabu, 14 Desember 2011

STATEMENT FOR


B.    STATEMENT FOR
      Sama halnya dengan statemen while dan statemen repeat, statemen for ini juga digunakan untuk melakukan operasi berulang. Sedikit perbedaan adalah, bahwa dalam 2 statemen yang disebut terdahulu cacah pengerjaan terhadap sejumlah statemen seringkali tidak diketahui dengan pasti. Tetapi dengan statemen for cacah pengerjaan bisa diketahui dengan pasti.
Dalam statemen for pengawalan nilai perubah kendali kalang, penambahan nilai dan test batas nilai akan dilaksanakan secara otomatis oleh komputer sebagai contoh, bagian program untuk menghitung harga rata-rata dari 25 bilangan bulat positif pertama adalah:

                   Jumlah:=0;
                   for bulat:=1 to 25 do
                             Jumlah:=jumlah+bulat;
                   writeln(‘JUMLAH=’,jumlah:1)

Dalam program diatas, statemen:

                   for bulat:=1 to 25 do

Bisa diartikan sebagai : dimulai dengan nilai perubah bulat=1, kerjakan statemen yang ditulis setelah kata do. Tambahkan 1 pada nilai perubah bulat pada setiap pengerjaan statemen, dan keluar dari kalang jika nilai perubah bulat telah melebihi 25.



Bentuk umum statemen for
Statemen for mempunyai 2 bentuk umum, yaitu:
1.    For perubah:=ungkapan1 to ungkapan2 do
     Statemen;
2.    For perubah:=ungkapan1 downto ungkapan2 do
     Statemen;
          Dengan perubah : suatu perubah yang disebut perubah kendali, dapat berupa    pengenal dari tipe integer, char atau terbilang.
Ungkapan1          : adalah nilai awal perubah
Ungkapan2         : adalah nilai akhir perubah
Untuk menggunakan statemen for, beberapa aturan harus dipenuhi. Aturan-aturan tersebut antaralain:
1.    Perubah, ungkapan1 dan ungkapan2 harus mempunyai tipe sama, dan harus bertipe ordinal.
2.    Kata to menunjukan nilai perubah berubah menjadi nilai penerus (successor) setiap kali operasi kalang dikerjakan (misalnya dari 1 ke 2 atau dari ‘A’ ke ‘B’).
3.    Kata to akan dikerjakan jika nilai perubah masih lebih kecil atau sama dengan nilai akhir (nilai ungkapan2).
4.    Kata downto menunjukan nilai perubah berubah menjadi nilai pendahulunya (predeccessor) setiap kali operasi kalang dilaksanakan (misalnya dari 2 ke 1 atau dari ‘B’ ke ‘A’).Dengan kata lain kata downto harus digunakan jika nilai awal lebih besar dari nilai akhir.
5.    Kata downto akan dikerjakan jika nilai perubah masih lebih besar atau sama dengan nilai ungkapan2.

0 komentar:

Posting Komentar